Rumahku Nanti
                       : Kepada Penyair Zawawi

‘o…..bintang gemintang
semerbak mayang
anak ibu ke ladang tegalan
dikitari julang diksi siwalan
menemukan padang buruan
kelak jadi penyair kepayang’

Hari ini
Tak ada lagi
Doa keberangkatan
Bagi yang tergesa pergi
Dari rumah
Yang direstui
Karat teka-teki
Tujuh benua

Dan rumahku sendiri
Nanti, dibangun
Dari rahasia terakhir
perasan mimpi musim
Di mana kabar
Angin rantau
Tak pernah tiba
Sebelumnya

“Aku tak mau
Sebagai bunga
Gugur satu-satu
Di pekarangan
Kehilangan peta silam”

Waktu yang lelet
Juga debur laut
Berubah kemelut
Melilit usia yang kalut

Mengapa helai lalang
Musti ngungun di tepi kali
Menanti batu bisu di dasarnya

Kesetiaan, ialah kata
Asap yang menguap
Sehabis getir bibir tua

Rompal leper cangkir
Kusam taplak meja
Lebih fasih ketimbang lisan tetangga
Berkisah angka atau harga
Tanah moyang
Yang makin remang
Arah jalan pulang

2015/2020

Penulis :




Loading