Lantunan Ayat Suci di LPKA Kendari

Salah satu juri lomba mengaji sedang menilai hapalan Qur’an para penghuni LPKA Kendari. (Dok. PatRepresentasi)

Representasi, Kendari – Hari minggu (17/04), ketika langit pagi meneteskan gerimis. Saya mewakili Representasi melakukan kunjungan ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kendari yang terletak di Jalan Poros, Nanga-nanga, Kecamatan Baruga untuk menyaksikan kegiatan Semangat Ramadhan yang diselenggarakan oleh komunitas Wadah Indonesia Berbagi (Wiber) Kendari.

Tak mudah untuk sampai di lokasi LPKA. Kami harus melewati jalan yang beragam bentuk. Mulai dari jalan aspal berlobang, jalanan berbatu yang dipenuhi debu, hingga jalan berpasir yang belum tersentuh oleh pembangunan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam lebih dari pusat kota Kendari, akhirnya kami sampai di sebuah bangunan di tengah hutan, dengan tulisan LPKA Kelas 2 Kendari di bawah atapnya.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari salah satu founder Wiber bernama Riqar, aktifitas atau perjalanan yang saya tempuh itu, rutin para relawan Wiber lakukan selama satu kali dalam seminggu dari tahun 2017.

Saya tidak bisa membayangkan tulusnya para relawan Wiber yang melewati jarak jauh dan medan memprihatinkan macam itu selama satu kali dalam sepekan. Guna untuk memberi sedikit cahaya pendidikan pada 50 anak didik yang berada di LPKA.

Usai mengisi daftar hadir, saya memasuki pintu besar yang dijaga oleh beberapa orang berseragam. Pikiran awal saya, agama tidak akan begitu hidup di dalam. Bukankan anak-anak yang di dalam adalah orang-orang yang telah divonis “bersalah” oleh hukum Indonesia?

Namun pikiran saya yang semula akan mendapatkan pemandangan yang menyeramkan, sedikit demi sedikit hilang ketika dihadapkan dengan sambutan hangat serombongan anak-anak di bawah umur yang menjadi penghuni LPKA.

Relawan Wiber Kendari menghantar jalannya kegiatan. (Dok. PatRepresentasi)

Gerimis yang turun sejak pagi perlahan redam. Matahari mulai muncul. Waktu menunjukkan tak lama lagi tiba waktu dzuhur.

Menunggu adzan dzuhur, saya menyimak percakapan beberapa relawan Wiber yang bertegur sapa, tawa, dan cerita dengan adik-adik penghuni LPKA. Mereka sangat lepas dalam berbagi kisah.

Saya menyebar pandangan pada sejumlah anak yang tengah khusyuk duduk di sudut mushola. Lantunan ayat-ayat Al-Quran kadang terdengar samar dan jelas keluar dari lisan-lisan mereka.

Usai melaksanakan shalat dzuhur berjamaah, sampailah kami pada waktu kegiatan Semangat Ramadhan yang berisi Lomba Mengaji, Hafalan Qur’an, Lomba Adzan, dan Lomba Ceramah.

Adik didik Wiber yang berjumlah 50 dibagi menjadi 8 kelompok. Tiap kelompok merupakan mereka yang satu ruang jeruji di LPKA. Masing-masing kelompok, mengutus perwakilan untuk menyuguhkan yang terbaik pada tiap-tiap lomba.

Entah isyarat apa yang sedang disampaikan gerimis yang sedikit membasahi perjalanan saya sebelum sampai di tempat, tiba-tiba berhenti begitu kegiatan mulai berlangsung. Akan tetapi, pastinya Tuhan menurunkan hujan, untuk rahmat seluruh alam.

Menyaksikan lomba berlangsung, gerimis tadi seakan pindah membasahi bibir anak-anak penghuni LPKA yang ternyata fasih dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran yang dibaca dan dihafalkan dengan khidmat.

Saya, para relawan, dan para juri berdecak kagum dengan kemampuan yang mereka suguhkan. Terutama ketika salah satu anak menghafalkan surah Ar Arahman yang disusul surah pendek dengan bacaan fasih dan suara yang merdu.

Ini adalah pengalaman unik saya di bulan Ramadhan. Di bulan puasa ini, saya “seperti” menyaksikan peristiwa turunnya Ayat Suci di balik jeruji.

Pengalaman yang saya saksikan, tentu tidak lepas dari peran para relawan Wiber. Selain mengajarkan pengetahuan-pengetahuan umum setiap minggu yang akan menunjang diri penghuni LPKA ketika mereka menghirup udara luar nanti, Wiber juga tidak melupakan pelajaran agama.

Seperti yang diharapkan oleh Budur, Ketua Wadah Indonesia Berbagi (Wiber) Kendari.

“Harapan saya untuk anak-anak lapas semoga mereka bisa menjadi manusia yang lebih baik yang patuh, amanah, dan saleh.”

Para relawan wiber dan juri sedang berkoordinasi terkait jalannya lomba. (Dok. PatRepresentasi)

Kegiatan lomba berakhir sekitar satu jam sebelum berbuka puasa. Saat itu juga diumumkan para pemenang lomba. Lalu dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan melaksanakan shalat maghrib berjamaah.

Setelah itu, saya melihat mereka tertawa lepas pada sesi penerimaan hadiah dan foto bersama. Sayang, momen ceria itu tak bisa dibagikan. Aturan tidak memperbolehkan untuk mempublikasi foto para anak penghuni LPKA.

Kegiatan berakhir. Anak-anak itu harus kembali ke bilik jeruji yang gelap untuk menjalani sisa hukuman yang mereka jalani hingga waktu bebas nanti.

Suasana sekitaran LPKA seketika lalu hening. Kami pun bergegas pulang. Melewati kondisi jalan yang sama. Akan tetapi sedikit lebih menantang ketika malam hari, terlebih jalan habis tergenangi air hujan. Saya berharap jalan yang akan dilewati oleh kaka-kaka relawan Wiber setiap minggu akan baik nantinya. Sama seperti harapan saya pada anak-anak LPKA Kendari yang akan menemu jalan yang lebih baik ketika bebas nanti.

Penulis :




Loading